"Puisi SAMPAH dari Bibir Sungai di Dasar Lembah”
...dari bibir sungai di dasar LEMBAH mestinya kurangkai seribu kata INDAH…
kubidik sepotong anak SUNGAI, lalu kubingkai dengan sedinding tebing NGARAI…
kutulis seuntai syair ADUHAI..lalu kukabarkan pada banyak orang tentang setumpah ranah dan sungguh PERMAI…Mestinya begituu..!
Tapi..aah, tidak untuk kali ini..
anak SUNGAI yg meliuk ADUHAI ,telah berhari-hari kini kulihat seperti mengerang RESAH..
anak sungai yang membelah LEMBAH, kini murung berselimut SAMPAH…
plastik, daun,kayu dan air hitam kecoklatan membaur jadi lukisan abstrak yg sungguh TAK INDAH..
Sungguh…malu juga rasanya kuberkoar tentang ranahku NAN INDAH, sementara SAMPAH-SAMPAH yang BIKIN MUNTAH menggunung di anak sungai di DASAR LEMBAH…
Tak tahu, kemana GERAH dan AMARAH harus KUTUMPAH…
CARA MEMBUANG SAMPAH ke anak sungai di dasar lembah memang TAK PERNAH DIAJARI SEKOLAH..
tradisi SALAH KAPRAH akhirnya dianggap LUMRAH di rumah-rumah…
Sansainya lagi, para PEMEGANG AMANAH seperti BERSILENGAH..
Uda Walikota dan Uda Anggota Dewan nan gagah-gagah,mungkin saja bisa senyum SUMRINGAH karena serasa sudah BERKIPRAH..
tapi, kenapa CERITA TENTANG SAMPAH tak sudah-sudah di segenap penjuru kota nan indah…?
Apakah karena Kota Indah ini ditata dalam LANGKAH YANG TAK SEARAH..?
Apakah karena, CARA MENCINTAI ranah yang salah karena HATI YANG TERBELAH…?
Ataukah memang, tersebab mimpi Para Pemegang Amanah TAK ADA YNG LEBIH INDAH kecuali hanya bermimpi tentang RUPIAH…?
|
/(ejk./ngarai sianok/minggu 28.10.2012)
Leave a respond
Posting Komentar